Rabu, 22 Mei 2013

Just share my knowledge :)

PENYUSUNAN PETA RISIKO BENCANA TSUNAMI DI SEBAGIAN KABUPATEN BANTUL

Risiko bencana merupakan fungsi dari kerawanan (hazard) dan kerentanan (vulnerability) serta elemen yang berisiko (element at risk) maka dari itu penyusunan peta risiko dapat dilakukan dengan menggabungkan data/peta bahaya, data/peta kerentanan serta data elemen yang berisiko yang ada di suatu daerah. 
Terdapat beberapa data yang digunakan untuk pembuatan/penyususnan peta risiko bencana tsunami di kabupaten Bantul diantaranya citra Quickbird, citra SRTM, data sekunder, data lapangan, peta RBI dan data BPS Kependudukan Kabupaten Bantul. Masing-masing data tersebut digunakan untuk membangun data yang diperlukan dalam pembuatan peta risiko bencana, contohnya Citra Quickbird dibutuhkan untuk menginterpretasi penggunaan lahan yang ada di kabupaten Bantul, Citra SRTM diperlukan untuk membangun data DEM sehingga dapat diketahui tingkat elevasi lereng di daerah pesisir kabupaten Bantul, Peta RBI digunakan untuk membuat data jaringan jalan dan data pola aliran, dan data BPS digunakan untuk melakukan pengkelasan data penduduk berdasarkan jenis kelamin.
Peta risiko merupakan hasil penggabungan (overlay) antara data/peta bahaya dan peta kerentanan. Peta bahaya dapat disusun dari hasil olahan data interpretasi penggunaan lahan, data DEM, data sekunder dan data lapangan tentang kondisi geografis daerah terkait beserta data pola aliran dan jaringan jalan yang kemudian digabung dan diolah menggunakan metode Neighbourhood Operation dalam Software ILWIS sehingga dihasilkan pemodelan daerah tergenang tsunami pada ketinggian 10, 20, dan 40 meter dan akhirnya menghasilkan peta prediksi kerawanan bencana tsunami. Sedangkan peta tingkat kerentanan bencana tsunami dihasilkan dari data hasil pengkelasan jumlah penduduk dari data kependudukan Kabupaten Bantul tahun 2010.
Peta hasil prediksi kerawanan terhadap bencana tsunami di sebagian Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa daerah-daerah yang mempunyai tingkat bahaya tsunami paling tinggi adalah Kecamatan Kretek dan Sanden. Daerah-daerah dengan tingkat bahaya atau kerawanan terhadap bencana tsunami sedang adalah kecamatan Pundong, Bambanglipuro, Srandakan, dan Pandak. Sedangkan kecamatan dengan tingkat bahaya atau kerawanan terhadap bencana tsunami paling rendah di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Jetis dan Imogiri
Sedangkan berdasarkan peta kerentanan dari hasil olahan data elemen yang berisiko berupa persentase penduduk laki-laki dan perempuan, daerah yang memiliki tingkat kerentanan terhadap bahaya tsunami dengan sangat tinggi adalah Kecamatan Kretek. Daerah dengan tingkat kerentanan tinggi adalah Kecamatan Pandak, Sanden dan Pundong. Daerah dengan tingkat kerentanan sedang adalah Kecamatan Sedayu, Bantul,Jetis, Imogiri, Dlingo, Bambanglipuro,Pajangan dan Srandakan. Daerah dengan tingkat kerentanan rendah adalah Kecamatan Pleret, Kasihan dan Piyungan, dan daerah yang memiliki tingkat kerentanan sangat rendah adalah Kecamatan Sewon dan Banguntapan.

Data hasil overlay antara peta bahaya dengan peta kerentanan terhadap bahaya tsunami di Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa daerah yang memiliki risiko bencana tsunami paling tinggi adalah Kecamatan Kretek, daerah yang memiliki risiko bencana tsunami dengan kategori sedang adalah Kecamatan Pundong dan sebagian Kecamatan Sanden, sedangkan daerah dengan kategori risiko bencana tsunami rendah di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Pandak, Bambanglipuro, Jetis dan Imogiri. Pada praktikum kali ini data yang kami gunakan belum terlalu lengkap contohnya data bahaya bencana tsunami yang kami peroleh hanya mencakup sebagian Kabupaten Bantul, maka ketika dioverlay dengan hasil peta tingkat kerentanan data mengenai daerah cakupan juga hanya terbatas di sebagian Kabupaten Bantul. Pembuatan peta risiko bencana tsunami di sebagian Kabupaten Bantul ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alat mitigasi atau pengurangan dampak bencana tsunami yang sewaktu-waktu dapat mengancam daerah pesisir Bantul dan sekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar